Lama tak bersua!
Maaf karena kami terlalu lama menghilang beberapa bulan belakangan ini. Alasannya cukup basi: beberapa aspek lain dari kehidupan menuntut perhatian berlebih.
Namun, tenang! Kami masih terus memikirkan bentuk-bentuk tulisan baru yang menarik buat kalian, kok!
Kali ini, kabar baik datang dari Kanal Buku. Mereka berencana memulai rubrik baru: Terjemahan Fiksi.
Penasaran? Langsung saja baca surat titipan dari kawan-kawan redaksi berikut:
Terjemahkan Karya Favoritmu, dan Kirimkan ke Ruang!
So many books, so little time. Betapa banyak buku, betapa terbatasnya waktu. Sebentar. Aku akan mengoreksi sedikit kalimat tadi menjadi: ‘Betapa banyak buku, betapa terbatasnya bahasa’.
Beberapa minggu belakangan ini, aku mendapatkan kesempatan untuk mendalami sastra Afrika modern dalam bahasa Inggris—sebelumnya aku hampir tidak pernah bersentuhan dengan sastra Afrika, kecuali Song of Lawino karya Okot p’Bitek sewaktu kuliah dulu. Rasanya seperti memasuki dunia baru: masalah-masalah baru dan sudut pandang yang baru pula. Betapa menyenangkannya bisa menjelajah teks yang sulit dijangkau, seandainya tak pernah ada keterbatasan bahasa.
Kurasa ini adalah permasalahan umum. Kita hanya akan melahap apa yang mampu kita cerna. Namun, dunia terlalu luas untuk tidak dijelajahi.
Berangkat dari permasalahan (dan keinginan ini), aku dan dua editor kanal buku Ruang lainnya, Michi (Dewi Kharisma Michellia) dan Raafi (Abduraafi Andrian), sepakat menghidupkan rubrik Terjemahan Fiksi untuk cerita-cerita pendek dari berbagai penjuru bahasa. Untuk itu, kami mengundang kamu untuk menerbitkan cerita pendek terjemahanmu di rubrik ini.
Konsep rubrik ini cukup sederhana:
Kami akan bekerja bersama penerjemah yang tertarik dan bersedia menerjemahkan cerita pendek dari bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
Kami menargetkan untuk terbitkan satu cerita pendek terjemahan setiap bulan, dengan pertimbangan waktu proses penerjemahan dan penyuntingan. Kami sadar, proses penerjemahan dari bahasa—dan budaya yang berbeda membutuhkan perhatian tinggi. Untuk itu, diskusi antara penerjemah dan penyunting sangat mungkin dibutuhkan selama proses berlangsung.
Tentu saja kami memiliki target dalam proyek ini, selain menerbitkan cerita pendek terjemahan setiap satu bulan, yakni: mengumpulkan 8-10 naskah terjemahan ini menjadi sebuah antologi cerita pendek terjemahan.
Kesamaan tema akan menjadi pengikat yang baik, dan untuk proyek pertama ini, kami menyediakan beberapa kata kunci untuk diangkat sebagai tema yang akan menjadi pengikat rencana antologi tersebut, antara lain isolasi, keterasingan, urban, dan alienasi. Dari beberapa kata kunci tersebut, kami menerima cerita pendek dengan berbagai penyajian: genre horor, kisah cinta, cerita detektif atau misteri, apa pun!
Hal lain yang menjadi catatan penting adalah, kami akan mengutamakan cerita pendek yang sudah menjadi domain publik (cek Gutenberg!) untuk diterjemahkan. Pertimbangan ini kami pilih dengan alasan yang cukup praktis, supaya permasalahan hak cipta dan proses penerbitan menjadi lebih sederhana. Akan tetapi, jika cerita pendek yang kamu terjemahkan belum menjadi domain publik atau tidak berlisensi CC-BY-SA, kami sebisa mungkin akan mengusahakan izin kepada penulis atau penerbitnya agar naskah tersebut dapat diterbitkan di Ruang.
Jika tertarik untuk berkontribusi, kamu bisa kirimkan naskah terjemahanmu ke halo.ruang@gmail.com dengan subjek “Cerpen Terjemahan Kanal Buku JR”. Kami akan memulai rubrik ini pada bulan Desember dan sangat menunggu cerita-cerita terjemahanmu untuk dapat dibaca oleh siapa saja di luar sana.
Halo, apakah rubrik ini masih menerima terjemahan?